Penalaran Induktif adalah penalaran yang
bertolak dari pernyataan-pernyataan yang khusus dan menghasilkan simpulan yang
umum. Dengan kata lain, simpulan yang diperoleh tidak lebih khusus daripada
pernyataan (premis).
Beberapa penalaran induktif adalah
sebagai berikut.
1.
Generalisasi
Generalisasi
ialah proses penalaran yang mengandalkan beberapa pernyataan yang mempunyai
sifat tertentu untuk mendapatkan simpulan yang bersifat umum.
Pengertian
Generalisasi menurut kamus bahasa Indonesia
ge.ne.ra.li.sa.si
(1) perihal membentuk gagasan atau simpulan umum dari suatu kejadian, hal, dan sebagainya; (2) perihal membuat suatu gagasan lebih sederhana dp yg sebenarnya (panjang lebar dsb); (3) perihal membentuk gagasan yangg lebih kabur; (4) penyamarataan
(1) perihal membentuk gagasan atau simpulan umum dari suatu kejadian, hal, dan sebagainya; (2) perihal membuat suatu gagasan lebih sederhana dp yg sebenarnya (panjang lebar dsb); (3) perihal membentuk gagasan yangg lebih kabur; (4) penyamarataan
Contoh :
Jika dipanaskan,
besi memuai.
Jika dipanaskan,
tembaga memuai.
Jika
dipanaskan, emas memuai
Jadi,
jika dipanaskan, logam memuai.
2.
Analogi
Analogi adalah
cara penarikan penalaran secara membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang
sama.
Pengertian
analogi menurut kamus bahasa Indonesia
ana.lo.gi
(1) persamaan atau persesuaian antara dua benda atau hal yg berlainan; kias: (2) Ling kesepadanan antara bentuk bahasa yg menjadi dasar terjadinya bentuk lain; (3) Mik sesuatu yg sama dalam bentuk, susunan, atau fungsi, tetapi berlainan asal-usulnya sehingga tidak ada hubungan kekerabatan; (4) Sas kesamaan sebagian ciri antara dua benda atau hal yang dapat dipakai untuk dasar perbandingan.
(1) persamaan atau persesuaian antara dua benda atau hal yg berlainan; kias: (2) Ling kesepadanan antara bentuk bahasa yg menjadi dasar terjadinya bentuk lain; (3) Mik sesuatu yg sama dalam bentuk, susunan, atau fungsi, tetapi berlainan asal-usulnya sehingga tidak ada hubungan kekerabatan; (4) Sas kesamaan sebagian ciri antara dua benda atau hal yang dapat dipakai untuk dasar perbandingan.
Contoh :
Nina adalah
lulusan akademi A
Nina dapat
menjalankan tugasnya dengan baik.
Ali adalah
lulusan akademi A.
Oleh sebab
itu, ali dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
3. Hubungan
kausal
Hubungan
kausal adalah penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling
berhubungan. Misalnya, tombol ditekan, akibatnya bel berbunyi. Dalam kehidupan
kita sehari-hari, hubungan kausal ini sering kita temukan. Hujan turun dan
jalan-jalan becek. Ia kena penyakit kanker darah dan meninggal dunia. Dalam
kaitannya dengan hubungan kausal ini, tiga hubungan antar masalah, yaitu sebagai
berikut.
Sebab-Akibat
Sebab-akibat
ini berpola A menyebabkan B. Di samping itu, hubungan ini dapat pula berpola A
menyebabkan B, C, D, dan seterusnya. Jadi, efek dari satu peristiwa yang
dianggap penyebab kadang-kadang lebih dari satu.
Contoh:
Andaikata
angin tiba-tiba bertiup., dan hujan yang tiba-tiba turun, ternyata tidak sebuah
mangga pun yang jatuh, tentu kita dapat menyimpulkan bahwa jatuhnya buah mangga
itu disebabkan oleh lemparan anak-anak.
Akibat-Sebab
Akibat-sebab
dapat kita lihat pada peristiwa seseorang yang pergi ke dokter. Ke dokter
merupakan akibat dan sakit merupakan sebab, jadi mirip dengan entimen. Akan
tetapi, dalam penalaran jenis akibat-sebab ini, peristiwa sebab merupakan
simpulan.
Akibat-Akibat
Akibat-akibat
adalah suatu penalaran yang menyiratkan penyebabnya. Peristiwa “akibat”
langsung disimpulkan pada suatu “akibat” yang lain.
Contoh:
Ketika
pulang dari pasar, Ibu Sonya melihat tanah di halamannya becek. Ibu langsung
menyimpulkan bahwa kain jemuran di belakang rumahnya pasti basah.
Kesimpulan
Penalarn
induktif merupakan penalaran yang bersifat khusus untuk menentukan kesimpulan
yang bersifat umum. Bentuk penalaran induktif ada 3 yaitu, generalisasi,
analogi dan hubungan kausal. Suatu kesimpulan ada karena adanya data atau fakta.
Data atau fakta yang akan dinalar boleh benar dan boleh tidak benar. Seseorang
akan menerima data dan fakta yang benar dan tentu saja akan menolak fakta yang
belum jelas kebenarannya. Data yang digunakan dalam penalaran induktif untuk
mencapai suatu kesimpulan harus berbentuk kalimat khusus yang bersifat umum.
Sumber :
Arifin, E. Zaenal dan Amran Tasai S. 2008.
Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Akademika Pressindo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar