:background-contents>

3.19.2014

PENALARAN INDUKTIF



Penalaran Induktif adalah penalaran yang bertolak dari pernyataan-pernyataan yang khusus dan menghasilkan simpulan yang umum. Dengan kata lain, simpulan yang diperoleh tidak lebih khusus daripada pernyataan (premis).
Beberapa penalaran induktif adalah sebagai berikut.
1.      Generalisasi
Generalisasi ialah proses penalaran yang mengandalkan beberapa pernyataan yang mempunyai sifat tertentu untuk mendapatkan simpulan yang bersifat umum.
Pengertian Generalisasi menurut kamus bahasa Indonesia
ge.ne.ra.li.sa.si
(1) perihal membentuk gagasan atau simpulan umum dari suatu kejadian, hal, dan sebagainya; (2) perihal membuat suatu gagasan lebih sederhana dp yg sebenarnya (panjang lebar dsb); (3) perihal membentuk gagasan yangg lebih kabur; (4) penyamarataan
Contoh :
Jika dipanaskan, besi memuai.
Jika dipanaskan, tembaga memuai.
Jika dipanaskan, emas memuai
Jadi, jika dipanaskan, logam memuai.

2.      Analogi
Analogi adalah cara penarikan penalaran secara membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang sama.
Pengertian analogi menurut kamus bahasa Indonesia
ana.lo.gi
(1) persamaan atau persesuaian antara dua benda atau hal yg berlainan; kias: (2) Ling kesepadanan antara bentuk bahasa yg menjadi dasar terjadinya bentuk lain; (3) Mik sesuatu yg sama dalam bentuk, susunan, atau fungsi, tetapi berlainan asal-usulnya sehingga tidak ada hubungan kekerabatan; (4) Sas kesamaan sebagian ciri antara dua benda atau hal yang dapat dipakai untuk dasar perbandingan.
Contoh :
Nina adalah lulusan akademi A
Nina dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
Ali adalah lulusan akademi A.
Oleh sebab itu, ali dapat menjalankan tugasnya dengan baik.

3.      Hubungan kausal
Hubungan kausal adalah penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan. Misalnya, tombol ditekan, akibatnya bel berbunyi. Dalam kehidupan kita sehari-hari, hubungan kausal ini sering kita temukan. Hujan turun dan jalan-jalan becek. Ia kena penyakit kanker darah dan meninggal dunia. Dalam kaitannya dengan hubungan kausal ini, tiga hubungan antar masalah, yaitu sebagai berikut.
Sebab-Akibat
Sebab-akibat ini berpola A menyebabkan B. Di samping itu, hubungan ini dapat pula berpola A menyebabkan B, C, D, dan seterusnya. Jadi, efek dari satu peristiwa yang dianggap penyebab kadang-kadang lebih dari satu.
Contoh:
Andaikata angin tiba-tiba bertiup., dan hujan yang tiba-tiba turun, ternyata tidak sebuah mangga pun yang jatuh, tentu kita dapat menyimpulkan bahwa jatuhnya buah mangga itu disebabkan oleh lemparan anak-anak.
Akibat-Sebab
Akibat-sebab dapat kita lihat pada peristiwa seseorang yang pergi ke dokter. Ke dokter merupakan akibat dan sakit merupakan sebab, jadi mirip dengan entimen. Akan tetapi, dalam penalaran jenis akibat-sebab ini, peristiwa sebab merupakan simpulan.
Akibat-Akibat
Akibat-akibat adalah suatu penalaran yang menyiratkan penyebabnya. Peristiwa “akibat” langsung disimpulkan pada suatu “akibat” yang lain.
Contoh:
Ketika pulang dari pasar, Ibu Sonya melihat tanah di halamannya becek. Ibu langsung menyimpulkan bahwa kain jemuran di belakang rumahnya pasti basah.

Kesimpulan
Penalarn induktif merupakan penalaran yang bersifat khusus untuk menentukan kesimpulan yang bersifat umum. Bentuk penalaran induktif ada 3 yaitu, generalisasi, analogi dan hubungan kausal. Suatu kesimpulan ada karena adanya data atau fakta. Data atau fakta yang akan dinalar boleh benar dan boleh tidak benar. Seseorang akan menerima data dan fakta yang benar dan tentu saja akan menolak fakta yang belum jelas kebenarannya. Data yang digunakan dalam penalaran induktif untuk mencapai suatu kesimpulan harus berbentuk kalimat khusus yang bersifat umum.

Sumber :

Arifin, E. Zaenal dan Amran Tasai S. 2008. Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Akademika Pressindo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar