PENGERTIAN LAPORAN
Laporan merupakan hal yang sangat vital dalam
kehidupan sehari-hari. Pengertian laporan menurut F X Soedjadi mendefinisikan
sebagai berikut:
1. Suatu bentuk penyampaian berita, keterangan, pemberitahuan
ataupun pertanggungjawaban baik secara lisan maupun tulisan dari bawahan
kepada atasan sesuai dengan hubungan wewenang (authority) dan tanggung jawab
(responsibility) yang ada antara mereka.
2. Salah satu cara pelaksanaan komunikasi dari pihak yang satu
kepada pihak yang lain.
Manfaat Laporan bagi perusahaan:
a. Merupakan perwujudan dari responsibility pelapor terhadap
tugas yang di limpahkan.
b. Sebagai alat untuk memperlancar kerjasama dan koordinasi
maupun komunikasi yang saling mempengaruhi antara perseorangan dalam
organisasi.
c. Sebagai alat untuk membuat budgeting (anggaran), pelaksanaan,
pengawasan, pengendalian maupun pengambilan keputusan.
d. Sebagai alat untuk menukar informasi yang saling dibutuhkan
dalam pekerjaan.
Laporan Ilmiah adalah laporan yang disusun
melalui tahapan berdasarkan teori tertentu dan menggunakan metode ilmiah yang
sudah disepakati oleh para ilmuwan (E.Zaenal Arifin,1993).
Dan menurut Nafron Hasjim & Amran Tasai (1992) Karangan
ilmiah adalah tulisan yang mengandung kebenaran secara obyektif karena didukung
oleh data yang benar dan disajikan dengan penalaran serta analisis yang
berdasarkan metode ilmiah.
Laporan ilmiah adalah bentuk tulisan ilmiah
yang disusun berdasarkan data setelah penulis melakukan percobaan, peninjauan,
pengamatan, atau membaca artikel ilmiah.
Berikut ini adalah beberapa hal yang harus diperhatikan tentang
laporan ilmiah yaitu :
1. Kegiatan menulis laporan ilmiah merupakan kegiatan utama
terakhir dari suatu
kegiatan ilmiah.
2. Laporan ilmiah mengemukakan permasalahan yang ditulis secara
benar, jelas, terperinci, dan ringkas.
3. Laporan ilmiah merupakan media yang baik untuk berkomunikasi
di lingkungan akademisi atau sesama ilmuwan.
4. Laporan ilmiah merupakan suatu dokumen tentang kegiatan
ilmiah dalam memecahkan masalah secara jujur, jelas, dan tepat tentang
prosedur, alat, hasil temuan, serta implikasinya.
5. Laporan ilmiah dapat digunakan sebagai acuan bagi ilmuwan
lain sehingga syarat-syarat tulisan ilmiah berlaku juga untuk laporan.
6. Laporan ilmiah, umumnya, mempunyai garis besar isi (outline)
yang berbeda-beda, bergantung dari bidang yang dikaji dan pembaca laporan
tersebut. Namun, umumnya, isi laporan terdiri atas tiga bagian, yaitu
pendahuluan, isi, dan penutup.
JENIS LAPORAN ILMIAH
a. Laporan Lengkap (Monograf).
1. Menjelaskan proses penelitian secara menyeluruh.
2. Teknik penyajian sesuai dengan aturan (kesepakatan) golongan
profesi dalam bidang ilmu yang bersangkutan.
3. Menjelaskan hal-hal yang sebenarnya yang terjadi pada setiap
tingkat analisis.
4. Menjelaskan (juga) kegagalan yang dialami,di samping
keberhasilan yang dicapai.
5. Organisasi laporan harus disusun secara sistamatis (misalnya
:judul bab,subbab dan seterusnya,haruslah padat dan jelas).
b. Artikel Ilmiah
1) Artikel ilmiah biasanya merupakan perasan dari laporan
lengkap.
2) Isi artikel ilmiah harus difokuskan kepada masalah penelitian
tunggal yang obyektif.
3) Artikel ilmiah merupakan pemantapan informasi tentang
materi-materi yang terdapat dalam laporan lengkap
c. Laporan Ringkas
Laporan ringkas adalah penulisan kembali isi laporan atau
artikel dalam bentuk yang lebih mudah dimengerti dengan bahasa yang tidak
terlalu teknis (untuk konsumsi masyarakat umum).
FORMAT LAPORAN ILMIAH
Ada berbagai macam format penulisan. Namun
perbedaan di antara format format yang ada jangan terlalu dipermasalahkan. Hal
yang perlu diperhatikan adalah:
1. Pembaca dapat memahami dengan jelas bahwa penelitian telah
dilakukan tujuan dan hasilnya.
2. Langkah-langkah medannya jelas, agar jika pembaca tertarik
dapat mengulang kembali.
3. Pada dasarnya ada dua bentuk sistematika penulisan ilmiah,
yaitu penulisan proposal penelitian dan laporan hasil penelitian. Pada umumnya
sistematika penulisan proposal penelitian dan penulisan laporan penelitian
sebagai berikut :
a. Bagian awal
• Halaman judul
• Halaman persetujuan dan pengesahan (pada laporan penelitian,
sebelum halaman kata pengantar dicantumkan intisari /abstrak)
• Halamn kata pengantar atau prakata
• Daftar isi
• Daftar tabel (jika ada)
• Daftar gambar (jika ada)
• Daftar lampiran (jika ada)
b. Bagian Utama
BAB I PENDAHULUAN
• Latar Belakang Masalah
• Rumusan masalah
• Tujuan penelitian
• Ruang lingkup
• Manfaat penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
• Landasan teori/ tinjauan teoretis
• Kerangka teori
• Kerangka konsep
• Hipotesis atau pertamyaan penelitian (jika ada hipotesis)
BAB III METODE PENELITIAN ATAU CARA PENELITIAN
• Jenis penelitian
• Populasi sample (untuk penelitian disertai unit penelitian )
• Variabel penelitian (untuk penelitian laboratorium /
eksperimental, sebelum variabel penelitian dicantumkan bahan dan alat)
• Definisi operasioanal variabel atau istilah-istilah lain yang
digunakan untuk memberi batasan operasional agar jelas yang dimahsud dalam penelitian
itu.
• Desain/rancangan penelitian (tidak harus, kecuali pada
penelitian eksperimental)
• Lokasi dan waktu penelitian
• Teknik pengumplan data.
• Instrumen penelitian yang digunakan
• Pengolahan dan Analisis data
• Khusus laporan penelitian dilanjutkan dengan bab IV -VI
berikut ini :
BAB IV – HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V – KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI – RINGKASAN
c. Bagian Akhir
1. Daftar pustaka
2. Lampiran – lampiran :
• Instrumen penelitian
• Berbagai data sekunder yang diperlukan
• Anggaran penelitian
• Jadwal penelitian
Contoh Laporan Ilmiah Sederhana
Laporan Penelitian Magang sebagai Jembatan Mobilitas Sosial dari
Petani menjadi Perajin
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perajin sering dipandang memiliki status sosial yang lebih
tinggi daripada petani. Hal ini disebabkan adanya anggapan bahwa seorang
perajin biasanya bekerja di dalam rumah, terlindung dari terik sinar matahari
sehingga suasananya tampak nyaman. Sebaliknya, petani harus bekerja di sawah,
di bawah sengatan sinar matahari, dan kadang harus bergumul dengan
kotoran-kotoran yang berbau tidak sedap. Oleh karena itu, tidak berlebihan jika
sebagian masyarakat pedesaan masih menganggap bahwa pekerjaan perajin lebih
berprestise daripada petani meskipun hanya menjadi perajin industri kecil
dengan skala usaha yang masih terbatas. Lapangan pekerjaan di sektor industri
kecil yang makin terbuka menyebabkan terjadinya mobilitas sosial dari petani
menjadi perajin. Meskipun sebenarnya mereka belum memiliki keahlian yang
memadai, terlebih lagi tingkat pendidikan mereka sebagian besar (73%) masih
berpendidikan SD ke bawah. Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa
produktivitas kerja dan hasil yang mereka peroleh masih rendah. Berkaitan
dengan hal di atas, perlu diadakan penelitian yang saksama mengenai mobilitas
sosial dan petani menjadi perajin. Dalam laporan ini, objek penelitiannya
adalah masyarakat pedesaan di sekitas Surakarta, Jawa Tengah.
BAB II
TUJUAN PENELITIAN
1. Menelaah penyebab terjadinya mobilitas sosial dari petani menjadi
perajin
2. Memberikan penyadaran pada masyarakat dampak industrialisasi
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan survei secara kualitatif
dengan cara melakukan wawancara dengan narasumber. Digunakannya metodologi
kualitatif agar hasil yang dicapai benar-benar akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Adapun langkah-langkah kerjanya sebagai berikut.
1. Menentukan objek penelitian
2. Melakukan wawancara dengan narasumber
3. Mengklasifikasi masalah
4. Merumuskan masalah
5. Memberikan solusi/simpulan
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan survei yang telah dilakukan, ada beberapa faktor
yang menyebabkan mobilitas sosial dari petani menjadi perajin melalui proses
magang sebagai berikut.
1. Pengaruh media masa Media massa baik berupa media elektronik
maupun cetak telah membawa pengaruh yang besar terhadap pola pikir masyarakat
pedesaan. Selama ini, media massa selalu mengangkat kesuksesankesuksesan
seorang perajin. Dengan demikian, lambat laun opini publik tersebut akhirnya
mendorong keinginan petani untuk menjadi perajin.
2. Dukungan sosial keluarga dan masyarakat Keluarga, kerabat
dekat, dan komunitas yang melatari kehidupan petani sering memberikan saran dan
harapan yang besar untuk menjadi perajin. Mereka selalu memandang orangorang
yang telah sukses berkat usaha menjadi seorang perajin industri kecil meskipun
mereka masih berstatus magang atau buruh kontrak.
3. Sistem perekonomian Indonesia yang lebih mengutamakan sektor
industri daripada pertanian Perekonomian negara kita yang terbawa arus
globalisasi dan kepentingan neoliberalisme (para pemilik modal) telah mendorong
lajunya industrialisasi. Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa investasi
yang mereka tanamkan lebih mengarah pada sektor industri.
4. Tingkat pendidikan yang rendah Rendahnya tingkat pendidikan
mereka dan keahlian yang belum memadai membuat mereka tidak memiliki sistem
kontrol diri yang kuat. Konsep diri yang lemah ini menyebabkan mereka mudah
terbawa arus zaman.
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa ada
beberapa faktor yang menyebabkan para petani melakukan mobilitas sosial menjadi
perajin. Jika tidak ada suatu program penyadaran baik dari pemerintah maupun
masyarakat setempat, dapat dipastikan hasil produksi pertanian akan makin
berkurang sehingga negara pun akan mengimpor beras dari luar negeri. Akhirnya,
diharapkan penelitian ini mampu memberikan penyadaran pada masyarakat dan dapat
menjadi masukan untuk pihak-pihak yang berwenang memberikan kebajikan.
Pihak-pihak tersebut misalnya para dewan legislatif dan eksekutif supaya
memberikan arahan dan rencana pembangunan yang lebih berpihak pada sektor
pertanian, terutama masyarakat miskin pedesaan.
DAFTAR PUSTAKA
• http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/06/pengertian-laporan/
• http://mikhaanitaria.blogspot.com/2010/04/laporan-ilmiah.html
•
http://ilmucerdas.wordpress.com/profil/cara-penulisan-laporan-ilmiah/
•
http://www.crayonpedia.org/mw/Menulis_laporan_sederhana_12.1_Mokhamad_Irman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar